Novelis Muda ini Buktikan Pandemi Covid-19, Bukan Penghambat untuk Berkarya

Lingkar Studi Pers, Bogor (15/7) -  Lufti Aulia, gadis asal Padang Pariaman berusia 18 tahun, memanfaatkan waktu selama pandemi Covid-19 untuk menuangkan kreativitasnya melalui tulisan. 


Ia menceritakan bahwa ketertarikannya dalam dunia menulis berawal dari program literasi saat ia masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak ada program tersebut, ia menyukai dunia menulis terutama menulis cerita


"Aku bikin cerita itu bisa dibilang bukan hobi sih kak awalnya, tapi karena pada saat itu ada gerakan literasi di sekolahku, yang mengharuskan membaca buku kemudian di resume. Barulah dari situ aku mulai suka baca buku novel dan berkeinginan untuk menulis karyaku sendiri," ucapnya. 


Ketertarikannya dalam menulis cerita, berlanjut hingga ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tidak hanya sekadar tertarik tetapi, ia berhasil menerbitkan novel pertamanya yang berjudul 'Dark Love,' pada 2019 lalu.


Sebelum novel pertamanya terbit, ia menuliskan ceritanya di Wattpad aplikasi membaca online.


"Awalnya, Lufti cuma sepintas kepikiran mau punya novel sendiri. Nah, karena pas juga 'Dark Love' yang di Wattpad itu udah tamat, jadi Lufti buat aja versi novelnya ngisi-ngisi waktu luang juga," jelasnya.


Ternyata dalam proses penerbitan, karyanya sempat ditolak oleh beberapa penerbit. Namun, berkat kegigihannya, karyanya berhasil terbit setelah melewati beberapa revisi.


Setelah perjuangannya berbuah manis pada 2019 tahun lalu, Lufti tidak langsung berpuas diri. Gadis yang sekarang bekerja di salah satu Rumah Sakit di Kota Bogor ini masih terus berkarya. Bahkan, novel 'Dark Love' dibuatnya menjadi dua buku. 


Selain Dark Love, tulisan Lufti yang sudah diterbitkan lainnya adalah Parau (2019), Dark Love 2 (2020), Kisah Sungguh Yang Berujung Singgah (2020), dan yang akan terbit di tahun 2021 ini yaitu 'Sebuah Kata Untukmu'. Adapun keempat Novel yang telah terbit rata-rata bergenre fiksi remaja. Namun, untuk karya terbarunya ia memilih genre yang berbeda. 


"Untuk Novel kelima ini genrenya self improvement kak, jadi secara umum buku yang ini banyak memberikan masukan, tips, cerita mengenai dunia kerja, dan berbagai masalah dalam kehidupan," tuturnya. 


Lufti mengaku, novel yang kelima ini terinspirasi dari orang-orang sekitarnya, yang berada di fase kesulitan selama pandemi. Ia mengungkapkan, bahwa keinginannya menciptakan buku tersebut agar, kata-kata motivasi yang ia tuangkan dapat dijadikan semangat berjuang para pembaca yang hampir pupus di tengah pandemi ini.


Gadis yang aktif mengikuti seminar kepenulisan ini, berharap agar tulisan yang dibuat dapat bermanfaat khususnya untuk para pembaca. 


"Menurut Lufti sih, yang terpenting itu setiap orang harus bisa tahu atau sadar dengan kemampuan apa yang dimilikinya, karena pada hakikatnya manusia pasti diciptakan dengan kelebihan yang unik-unik oleh Allah. Jadi berhenti untuk insecure, gali lagi potensi diri kita, dan ikhlas dalam menjalani setiap proses kehidupan," pungkasnya. (Namira)

Posting Komentar

0 Komentar