Pesta Demokrasi Pemilihan Presiden Mahasiswa Unida


Pemilihan presiden dan wakil presiden mahasiswa merupakan sebuah pesta demokrasi mahasiswa yang dilaksanakan dalam lingkup kampus.

Promosi, sosialisasi, hingga kaderisasi untuk memasuki organisasi mahasiswa menjadi sebuah intisari dalam kegiatan tersebut.

Setelah tahun kemarin aklamasi, para mahasiswa menjadi lebih bergairah dalam pelaksanaan demokrasi berupa pemilihan presiden mahasiswa sekarang.

Senin (2/4) kemarin, Komisi Pemilihan Umum Pusat Universitas Djuanda mengadakan pemilihan umum yang bertempat di depan kantor PMB.

Acara yang berlangsung hingga pukul 22.00 WIB dan hanya satu hari itu diikuti oleh 1167 dari 3880 mahasiswa yang terdaftar aktif di setiap fakultas. Berdasarkan data KPU Unida, jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 800 orang. Namun, jumlah ini masih belum sesuai target KPU Unida.

"Sebenarnya target kami lebih dari 2000 orang. Tetapi melihat kondisi hujan membuat mahasiswa menjadi tertahan di beberapa tempat," ujar Muhammad Nurakbar Ketua KPU Unida.

Akbar mengatakan, alasan mengapa pemilihan dilaksanakan hanya satu hari adalah untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan.

"Karena jika lebih dari sehari, ada jeda dimana kotak suara tersimpan sehingga ditakutkan adanya kecurangan. Juga, untuk mengetahui tingkat apresiasi mahasiswa untuk mengikuti pemilihan ini. Karena sebagian yang saya lihat, ada yang apatis terhadap demokrasi seperti ini," jelasnya.

Diakui oleh akbar, ada beberapa kendala yang dialami KPU dalam pelaksanaan pemilu ini yakni kurangnya SDM KPU dan dana pelaksanaan yang tidak sebesar tahun lalu.

Ketua MPM Unida Sidik Kusyadi mengamini pernyataan Akbar mengenai dana pelaksanaan pemilu kali ini.

Sidik menjelaskan pengajuan dana yang dilakukan oleh MPM ke Rektorat bukan hanya untuk KPU Pusat, tapi juga untuk pemilihan umum di 3 fakultas yang diadakan serentak bersamaan.

"Pembagian fakultas hanya sesuai kebutuhan. Rp 3.250.000 mencakup semua, kita bagikan ke fakultas sesuai kebutuhan. KPU Pusat Rp 1.250.000, per  fakultas Rp 500.000. Apabila ada sisa di fakultas, akan diberikan ke KPU Pusat," ungkapnya.

Namun demikian, Sidik mengapresiasi acara pemilihan serentak ini, khususnya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa. Menurutnya, hal ini memperlihatkan adanya demokrasi mahasiswa sehingga tidak aklamasi dan juga sebagai pembelajaran bagaimana memilih pemimpin.


Posting Komentar

0 Komentar