𝗚𝗲𝗻 𝗭 𝗠𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮: 𝗧𝗮𝗸 𝗥𝗮𝗺𝗮𝗶, 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺

Lingkar Studi Pers, Bogor – Dalam hiruk-pikuk dunia digital yang serba cepat dan penuh distraksi, sekelompok mahasiswa Universitas Djuanda (UNIDA) memilih untuk melawan arus dengan cara yang sederhana namun berdampak: membaca. Dari keresahan terhadap menurunnya minat baca dan minimnya ruang diskusi sehat di kalangan mahasiswa, lahirlah Gen Z Membaca sebuah komunitas literasi yang lahir dari kegelisahan, dan hadir untuk menjawab keresahan itu sendiri.

Komunitas ini digagas oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2024, dan resmi dibentuk pada bulan Febuari 2025. Mereka menyadari bahwa kreativitas dan budaya literasi di kalangan mahasiswa mulai memudar. Adapun sebagian mahasiswa suka membaca, tetapi karena tuntutan oleh tugas sehingga mahasiswa tersebut tumbuh secara akademik, tetapi miskin secara reflektif dan kritis. 

Gen Z Membaca hadir sebagai ruang terbuka bagi siapa saja yang ingin tumbuh lewat buku. Tidak terbatas pada satu genre atau latar belakang akademik. Dengan semangat bahwa siapa pun bisa belajar dan berubah asalkan ada kemauan, komunitas ini menjadi wadah bertukar pikiran dan memperluas perspektif lewat literasi.

Salah satu inisiator Fairuz Husna Lana, menyampaikan kritik tajam terhadap fenomena mahasiswa yang menjauh dari buku.

“Ironis rasanya, jadi mahasiswa tapi jauh dari buku. Kita sibuk memperjuangkan gelar, tapi lupa memperkaya isi kepala. Literasi bukan cuma soal membaca teks, tapi membaca realitas dan itu yang mulai hilang dari ruang-ruang kita.” 

Sejak dibentuk, Gen Z Membaca telah menggelar berbagai kegiatan literasi, tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di luar. Komunitas ini pernah berkunjung ke perpustakaan luar kota, berkolaborasi dengan komunitas literasi ternama di Bogor, hingga rutin mengadakan diskusi buku di berbagai tempat seperti taman dan kafe. Perpindahan lokasi ini dimaksudkan untuk menghindari kejenuhan dan menciptakan suasana diskusi yang lebih santai namun bermakna.

Lebih dari sekadar membaca buku, komunitas ini menjadi ruang untuk saling mendengar, berbagi kegelisahan, dan tumbuh bersama. Gen Z Membaca percaya, di tengah dunia yang bising, buku tetap bisa menjadi jalan pulang, asal ada yang bersedia meluangkan waktu dan membuka hati.

Penulis: Muhamad Deril

Posting Komentar

0 Komentar