Kegiatan pembukaan Majelis Dhuha ini mengangkat tema "Pencerahan kehidupan berbangsa dan Bernegara di Perguruan Tinggi dalam Perspektif Islam dan Tasyakur Walimatus Safar Insan Unida." Di dalam wawancaranya Dr. Patrialis Akbar menekankan pentingnya generasi muda sebagai garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai spiritual di tengah tantangan zaman. Ia memperkenalkan tiga prinsip utama yang harus dimiliki pemimpin masa depan: Al-Qur’an in my heart, science in my mind, dan nationality in the spirit.
“Generasi muda harus cerdas, berjiwa positif, serta menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan keberagaman. Itu yang sedang dibentuk Unida, dimulai dari kedisiplinan dalam sholat awal waktu,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam terhadap penyelenggaraan Majelis Dhuha di lingkungan perguruan tinggi umum seperti Unida.
“Saya sangat apresiasi karena baru menemukan di perguruan tinggi umum, tapi tema utamanya adalah bertauhid. Ini harus kita pertahankan dan banggakan. Mudah-mudahan ini menjadi rahmat Allah bagi Universitas Djuanda,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua BPPT Unida, Rendi Ramadhan, menjelaskan bahwa Majelis Dhuha merupakan bentuk konkret dari upaya mengintervensi nilai-nilai kampus bertauhid di lingkungan Unida.
“Kegiatan ini bertujuan agar seluruh karyawan dan mahasiswa bisa menyempatkan waktu minimal sebulan sekali untuk duduk bersama, berdzikir, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ucapnya.
Ia juga berharap seluruh mahasiswa, khususnya UKM dan ORMAWA, bisa menjadi gerbang terdepan dalam menyiarkan nilai-nilai tauhid kepada masyarakat luas.
“Harapan saya semoga seluruh mahasiswa khususnya UKM yang ada di universitas Djuanda bisa berperan aktif dalam seluruh kegiatan ketauhidan agar UKM atau ORMAWA ini menjadi gerbang terdepan yang mensyiarkan tauhid kepada masyarakat luas,” tambah Rendi.
Dengan penuh semangat, Majelis Dhuha kali ini tidak hanya menjadi sarana ibadah dan refleksi spiritual, tetapi juga pengingat akan pentingnya peran mahasiswa dalam membentuk peradaban bangsa yang berlandaskan iman, ilmu, dan cinta tanah air.
Penulis: Siti Balqis Sari Manah
0 Komentar