𝗥𝗮𝗴𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗽𝘂𝗵

 

Sumber: pinterest

Lingkar Studi Pers, Bogor - Pena yang bercerita.


Raga ini tegak dalam diam, 

menyimpan luka yang tak kasat pandang. 

Di balik senyum yang sering kau kira tenang. 

ada gelombang, 

ada reruntuh yang tak terang.


Langit mengerti retak yang tak bersuara,

angin tahu rapuh yang tak bernama. 

Tapi dunia,  sibuk menilai rupa bukan rasa.

Dan bukan jiwa yang tersembunyi di dada.


Aku berdiri bukan karena kuat, 

tapi karena tak punya tempat untuk jatuh.

Setiap langkah adalah doa yang sunyi,

antara ingin menyerah dan tetap bertahan meski utuh tak lagi penuh.


Raga hanyalah wadah, 

rapuh itu isinya.

Namun di balik rapuh yang kau kira lemah,

tersimpan jiwa yang tetap bernyawa.


Penulis: Regita Apriliani

Posting Komentar

0 Komentar