Lingkar Studi Pers, Bogor— Ketidakhadiran Presiden Mahasiswa (PRESMA) Universitas Djuanda (UNIDA) dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan tanda tanya besar untuk masyarakat UNIDA. Tidak hanya itu, ketidakhadiran presma di lingkungan kampus menciptakan keresahan dari mahasiswa. Keresahan tersebut dituangkan dalam spanduk yang bertuliskan kritik untuk presiden dan ditempelkan di sekitar area dinding kampus.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi lebih lanjut yang dikeluarkan secara resmi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM - KM) untuk menanggapi isu menghilangnya Presiden Mahasiswa.
Sementara itu Aditia Delis, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Unida, memberikan tanggapannya terkait isu yang menimpa Presiden. Ia menyebutkan bahwa Presma adalah salah satu jabatan yang menjadi ujung tombak Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) yang berada di kampus. Isu menghilangnya presma menjadi hal yang sangat tidak dibenarkan. Delis juga menyatakan bahwa menghilangnya Presiden bukanlah sebuah isu belaka, melainkan hal yang bisa divalidasi kebenarannya.
"Jelas hal ini bisa divalidasi kebenarannya. Rekan-rekan bisa bertanya langsung kepada Wakil Presiden (WAPRES) atau bahkan jajaran menteri yang ada terkait menghilangnya Presiden," Ujar Delis, dalam wawancara bersama LSP pada (23/01/2025).
Ia juga menyatakan bahwa seharusnya menteri menteri sudah melakukan rapat untuk menjalani keberlanjutan BEM - KM, sehingga peristiwa kelam yang pernah terjadi yaitu kekosongan jabatan, tidak pernah terjadi lagi.
Di lain sisi, IM (Nama inisial) yaitu mahasiswa UNIDA semester 5, merasa bahwa isu yang ada masih membutuhkan konfirmasi dan bukti yang nyata. Ia juga merasa spanduk yang sengaja dipasangkan adalah sebagai bentuk propaganda awal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
"Saya belum tahu kejelasan di lapangannya seperti apa dan mungkin masih banyak juga mahasiswa UNIDA yang juga belum tahu kebenarannya itu seperti apa," Ungkap IM.
IM juga menyatakan bahwa isu yang ada merupakan berita simpang siur yang masih membutuhkan informasi benar dan jelas.
"Saya harap sih kebenaran itu semoga cepat diungkap, kalau memang kebenarannya seperti apa adanya sekarang ini, ya memang sudah harus seperti ini. Jadi tidak ada yang disembunyikan. Yang benar ya anggap benar dan yang salah juga dianggap salah," Ujar IM.
Penulis : Denta Rizkiani Oktavia
0 Komentar