Bogor, (26/9) - Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor menggelar Seminar Internasional bertajuk "Bogor International Conference For Social Science (BICSS) dan Bogor International Conference For Applied Science (BICAS)" pada 25-26 September 2018 di Onih Hotel.
Acara ini merupakan agenda tahunan yang sudah diadakan sejak tahun 2017. Pada agenda yang ke-2, acara BICSS dan BICAS kali ini didukung oleh Universitas Islam 45 Bekasi (UNISMA), Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Fatoni University Thailand, LLPOM MUI, dan BTN Syariah.
Terdapat 177 Presenter yang menjadi peserta dalam seminar kali ini, berasal dari 43 perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Pakistan, dan Finland. Selain peserta, seminar ini juga banyak menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi dan peneliti dari luar Negeri.
"Seminar ini berupaya untuk mencapai visi Universitas Djuanda dan untuk mempertemukan para peneliti diseluruh dunia, umumnya untuk berbagi ilmu termasuk ke Universitas Djuanda," ucap Dr. Hj. Rita Rahmawati, Dra., M.Si selaku Ketua Pelaksana.
Menurutnya, seminar tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena pada tahun ini keynote speakers lebih banyak, dan konsep yang dibuat oleh panitia lebih baik lagi dari tahun lalu.
Tidak hanya para dosen UNIDA Bogor yang dilibatkan dalam acara ini, tetapi mahasiswa pun turut dilibatkan untuk membangun akademik atmosfir, menambah ilmu dan merasakan bagaimana mempresentasikan hasil kerja dengan menggunakan bahasa Inggris.
Salah satu peserta dari kalangan mahasiswa, Tessa Susanti memaparkan "Persiapanya udah dipersiapin pas di KKL jadi gak terlalu banyak yang dipersiapin cuma persiapin belajar bahasa inggris buat persentasi, dan perasaan saya nervous tapi pas acara seminarnya selesai udah lega dan terasa membanggakan karna bisa hadir di acara seminar internasional."
Diharapkan, setelah diselenggarakannya seminar internasional ini, Universitas Djuanda dapat dikenal dunia sebagai Universitas Resert, mempunyai mitra yang cukup banyak diseluruh dunia untuk bekerja sama dalam pertukaran mahasiswa atau dosen. Juga untuk meningkatkan kinerja dosen dan mahasiswa, serta diharapkan UNIDA bisa masuk kedalam peringkat 100 besar kampus terbaik dunia. (Gung/Tir)
0 Komentar