Aksi HTN: Momentum Terbaik Ketika Agraria Indonesia Kacau Balau




Aksi HTN: Momentum Terbaik Ketika Agraria Indonesia Kacau Balau
Ciawi (24/9) - Mahasiswa Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor turut serta menuntut isu atas kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia dalam aksi refleksi yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Tani Nasional (HTN) ke-58.
Dalam aksi yang melibatkan hampir seluruh mahasiswa Faperta Unida itu diwarnai oleh orasi, pembacaan puisi, dan teatrikal. Hal  tersebut sebagai bentuk gambaran tentang kondisi agraria di Indonesia yang kacau balau serta nasib para petani.
Beberapa tuntutan yang menjadi pokok utama aksi tersebut juga disampaikan secara lantang, antara lain:
1. Menuntut pemerintah untuk mengambil sikap dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional;
2. Mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab atas impor pangan dan mewujudkan reforma agraria;
3. Dan meminta pemerintah untuk mengintegritaskan data pangan nasional.
"Kawan-kawan Faperta dan BEM SI sedang mengadakan aksi serupa di istana. Begitu juga dengan aksi yang dilaksanakan oleh BEM Faperta Unida saat ini, bisa dibilang adalah aksi opening, khususnya bagi mahasiswa Faperta Unida." Ujar Fakhri, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta Unida.

Aksi yang digelar di Tugu Macan ini diakui oleh Kapolsek Ciawi, Muhtarom, berlangsung tertib dan aman. "Adanya aksi seperti ini, sudah sewajarnya bagi mahasiswa yang kritis. Hanya saja prosedur harus ditempuh, kerena kita akan bekerja sama. Dan dengan kondisi yang tertib ini, diharapkan agar bisa dipertahankan demi keamanan masyarakat." Pesannya.
Selain itu, Fakhri juga menuturkan bahwa dengan diadakannya aksi. Mahasiswa, rakyat, dan khususnya para petani berharap agar pemerintah paham dengan Indonesia sebagai 'Negara Agraris' yang sudah seharusnya memperhatikan kesejahteraan petani Indonesia. Sekaligus agar pemerintah segera mengambil sikap atas kedaulatan pangan.
"Tolong hentikan sesegera mungkin terkait import-import yang terjadi, karena itu sangat merugikan bangsa sendiri. Apalagi bangsa agraris." Harap Fakhri. (Asmi/Robby)

Posting Komentar

1 Komentar