BEM KM dan KSR Gelar Pelatihan P3K



BOGOR-  Kementerian Sosial dan Budaya BEM KM UNIDA  bekerja sama dengan UKM Korps Sukarela (KSR) UNIDA memggelar  Seminar Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang bertajuk "Menjadikan Mahasiswa Cepat Tanggap dalam Memberikan Pertolongan Pertama," Rabu (9/5).

Acara ini  berlangsung pukul 09.00 WIB- 12.00 WIB. Seminar dihadiri sekitar 20 peserta dari warga UNIDA maupun peserta luar kampus yang  antusias untuk mengetahui  langkah-langkah yang tepat dalam memberikan pertolongan pertama.

Materi diisi oleh Suhendra Yan Oktaviana  yang berprofesi sebagai Staff ICU dan Kode Biru. Tim Kode Biru merupakan unit atau tim khusus yang mempunyai tanggung jawab terhadap kejadian henti napas dan henti jantung yang terjadi di rumah sakit kemudian setelah stabil dibawa ke ICU.

“Pertolongan pertama di Indonesia sudah bagus khususnya rumah sakit pusat seperti RSCM, RS PMI Bogor dan lainnya sudah ada tim Kode Biru, karena dengan adanya tim tersebut angka kematian korban dapat diturunkan," tambahnya.



Materi yang diberikan adalah mengenai BHD (Bantuan Hidup Dasar) dimana langkah yang harus dilakukan pertama ialah mengecek kesadaran korban, kedua meminta tolong, ketiga memberikan bantuan pernapasan, dan terakhir jika belum ada respon yang baik dari korban maka sebaiknya  memanggil pihak medis.

Selain itu pemateri memberikan informasi situasi korban seperti apakah yang harus diselamatkan terlebih dahulu. Ternyata dalam hal ini korban yang harus diselamatkan adalah korban yang terhenti napasnya dan itu dilakukan sebelum enam menit sebagai upaya mencegah hal yang tidak diinginkan.

Suhendra menjelaskan pertolongan petama sangatlah penting, karena kejadian bencana seperti henti napas dan henti jantung dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. "Supaya kita tidak terlambat membawa ke rumah sakit sehingga meminimalisir korban meninggal dan dapat diselamatkan," katanya.

Seminar ini  mendapatkan respon aktif dari peserta dimana banyak peserta yang mengajukan pertanyaan mengenai penangganan suatu gejala tertentu dan apa yang harus dilakukan oleh kaum awam, lalu peserta diajak untuk ikut serta dalam praktik memberikan pertolongan pertama dan melihat secara dekat.

"Seneng banget. Ilmu dan pengalaman yang didapat banyak dan kesannya semoga ilmu yang didapat hari ini bermanfaat dan jiwa kemanusiaanya ada. Lalu  untuk peralatan praktiknya lebih dilengkapi lagi seperti patung manusia sebgai contohnya," ujar Fitria Ningsih,  salah satu peserta.  (ANIK/PUJI)

Posting Komentar

0 Komentar