Unida Wujudkan Demokrasi Lewat Dialog Terbuka Calon Rektor



BOGOR (1/3)- Gedung C Universitas Djuanda (Unida) Bogor menjadi saksi demokrasi antara mahasiswa dengan calon rektor dalam acara Dialog Terbuka Mahasiswa dan Calon Rektor Universitas Djuanda Bogor.

Acara yang digelar dengan dihadiri oleh empat kandidat Rektor, yakni Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si., Dr. Irwan CH, SE., M.M., Dr. Ir Setyono, M.Si. , Dr. Hj. Rita Rahmawati, M.Si. serta perwakilan mahasiswa dari berbagai organisasi yang ada Unida.

Menariknya acara dialog ini benar-benar dimanfaatkan mahasiswa untuk menyampaikan kritik, aspirasi, dan keinginan mahasiswa agar dapat diwujudkan oleh rektor yang akan menjabat.

Kurang lebih 13 pertanyaan diajukan kepada keempat kandidat, di antaranya tentang keuangan, fasilitas, hingga kesejahteraan dosen.

Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP) yang berkaitan dengan visi dan misi salah satu calon rektor yaitu Dr. Ir Dede Kardaya, M.Si. tentang pengembangan dosen. Menurut perwakilan BEM FKIP pengembangan dosen tersebut bertolak belakang dengan keadan di FKIP, karena adanya beberapa dosen bergelar Doktor yang keluar atau dianggap menghilang begitu saja oleh mahasiswa.

Menjawab permasalahan tersebut, Dr. Hj. Rita Rahmawati, M.Si. mengatakan bahwa dengan memperbaiki dan membuat aturan menjadi solusi dari permasalahan tersebut. "Untuk mempertahankan dosen  dan pegawai yaitu memperbaiki aturan dan membuat aturan", ujarnya.

Selain itu, pertanyaan terkait fasilitas turut dipertanyakan."Jangan minta kami prestasi tanpa difasilitasi!," seru Iqbal Habibi, selaku perwakilan dari persada saat diberikan kesempatan untuk bertanya. Ia menanyakan bagaimana keempat kandididat rektor dalam mengatasi fasilitas yang masih dianggap kurang dan belum memenuhi keinginan mahasiswa.

Dr. Ir Setyono, M.Si menanggapi pertanyaan tersebut. Ia memberikan solusi yaitu dengan pengaturan prioritas. "Solusinya adalah pengaturan prioritas dengan komposisi yang optimum bukan berarti baik untuk satu hal tetapi memperkecil keburukan dari semua hal," katanya.

Masih terkait fasilitas, perpustakaan juga turut di bahas. Thoriq Furqan Mahasiswa Perwakilan dari Pramuka yang sadar akan kurangnya minat baca karena rendahnya kualitas perpustakaan yang dimiliki oleh Unida, termasuk buku-buku yang ada di perpustakaan.

Menjawab hal tersebut, menurut Dr. Irwan CH, SE., M.M., buku-buku di perpustakaan Unida perlu di-upgrade.  "Zaman sekarang orang bukan nyari buku lagi, tetapi jurnal. Makin banyak jurnal-jurnal, itu makin banyak perkembangan ilmu," ungkap Irwan.

Salah satu peserta dalam dialog terbuka ini, yakni Faturahman perwakilan mahasiswa dari Resimen Mahasiswa (Menwa) memberikan pendapatnya. "Ini sangat baik, karena  ini awal perubahan birokrasi. Jadi semua keinginan mahasiswa, dosen, dan pegawai bisa tercurahkan dengan para pendengar calon rektor yang selanjutnya," tutur Fatur. (CINDY/ZAHRAH)


Posting Komentar

0 Komentar