SEMINAR NASIONAL“MODEL PENGELOLAAN PESANTREN MAHASISWA DALAM MENCEGAH ISU RADIKALISME”


Seminar nasional yang berlangsung di Gedung C Universitas Djuanda (21/12) dengan tema Model Pengelolaan Pesantren Mahasiswa dalam Mencegah Isu Radikalisme. Dengan pemateri Wakil Menteri Luar Negeri RI Dr. H.Abdurrahman M.Fachir, Guru besar UIN Sunan Kalijaga DIY prof.Dr.H.Siswanto Masruri,M.A, Pengasuh PP UNIDA Gontor Dr.K.H.A.Hidayatullah Zarkasyi M.A, Wakil Ketua Al-Ittihadiyah Dr.Emnis Anwar LC.MA, dan Sekjen DPP Al-Ittihadiyah Dr.H. Endin Mujahiddin Msi. Sebanyak 200 mahasiswa Universitas Djuanda memenuhi ruangan.
Isu radikalisme yang merajalela mudah masuk dari berbagai arah, peran pemerintah saja tentu tidak cukup untuk mencegah terjadinya radikalisme. Pendidikan saat ini menjadi gerbang utama untuk mencegah, dalam beberapa penelitian yang sudah dilakukan tidak banyak pondok pesantren mahasiswa yang di kelola oleh lembaga, patut di akui bahwa mahasiswa beda dengan santri biasa. Mahasiswa dibekali oleh satu hak yaitu kebebasan. Amanah yang diberi oleh universitas untuk menjaga kebebasan itu jangan sampai kebablasan. “saya sering bilang pada Mahasiswa bahwa sesungguhnya Kebebasan adalah musuh yang paling nyata, jika mahasiswa tidak diberi kebebasan lantas mundur kreatifitasnya”, ungkap Rektor UNIDA. Dr.H.Martin Roestamy SH MH menambahkan “Mahasiswa harus turun ke masyarakat untuk membina desa salah satunya adalah pondok pesantren dimana di UNIDA sendiri disebut KKN Tematik. Mahasiswa diharapkan menjadi perpanjangan tangan agar bisa membangun pondok pesantren dengan manajemen yang baik termasuk membantu tata kelola dan tata landasan hukumnya, Diharapkan Pondok pesantren mahasiswa menjadi perpanjangan tangan dari pondok pesantren Salaf dan Pondok Pesantren formal lainnya,”.
Indonesia menjadi salah satu negara yang diakui dunia, karena Kearifan dan visi internasional para pendiri public yang mendirikan Indonesia, Menurut Wakil Menteri Luar Negeri RI Dr. H.Abdurrahman M.Fachir, Indonesia sebagai bangsa besar yang berkontribusi bagi dunia internasional. “Kontribusi Indonesia saat ini sudah banyak sekali, demokrasi, Islam dan keberagaman. Kita punya keberagaman dan kearifan lokal yang sangat luar biasa”, Radikalisme, terorisme, itu asing bagi Indonesia. Peran pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan Islam bagi Indonesia sebagai pengawal masyarakat. Pondok pesantren melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh bagi Indonesia dan sebagai pemersatu serta perekat umat. Model yang diterapkan pesantren adalah model yang harus diperkenalkan dan diperlihatkan pada dunia. Tambahnya. Bagian dari kontribusi Indonesia salah satunya yaitu menyelenggarakan pertemuan lintas agama dengan 25 negara sahabat dan mendorong penyelenggaraan berbagai pertemuan yang di gagas oleh masyarakat madani seperti International Conference Of Islamis Scholars.
Menurut prof.Dr.H.Siswanto Masruri,M.A “Sebagian besar peran beragama melawan melawan kemiskinan yang merujuk kepada kapitalisme. Pemisah antara Islam dan muslim antara yang ideal dan rill antara spiritual dan temporal bukanlah sumber keregangan dalam Islam, namun merupakan bentuk adaptasi menuju keberagaman”. Kekuatan pesantren terletak pada character educartion dan character building. Dari tiga model pesantren yaitu tipe standar, tipe transfomratif, dan tipe ideal. Maka model pengelolaan pesantren mahasiswa sebaiknya disesuaikan dengan tipe pesantren yang ada. Peran pesantrean adalah sebagai pusat pendidikan agama, pusat pengembangan sosial ekonomi, pusat pengembangan seni dan budaya Islam, pusat pertahanan moral dan wawasan kebangsaan. “Revolusi Mental itu penting namun saat ini menurut saya Revlolusi ilmu pengetahuan lebih diutamakan , sehingga indonesia tidak semakin mudah ditipu oleh bangsa lain”, Ungkap Guru besar UIN Sunan Kalijaga DIY tersebut. Dr.K.H.A.Hidayatullah Zarkasyi menjelaskan Pesantren bagi penjajah adalah makhluk aneh yang tidak dapat di rasionalisasikan. Seberapapun sederhananya sebuah pesantren, namun pesantren mampu melahirkan banyak tokoh yang sangat berpengaruh bagi kemerdekaan Indonesia maupun kemajuan Indonesia. “Keikhlasan santri akan pendidiknya adalah kunci dari banyaknya keberhassilan seorang santri” “Ketika sistem menyatu dengan sempurna itulah pesantren yang sesungguhnya”. Ujarnya. (Anisa/Aulia/Sindi/Sandi/LSP)

Posting Komentar

0 Komentar