Lingkar Studi Pers, Bogor, 26 Agustus 2025 - Ketika berbicara soal citra sebuah kota, banyak orang langsung teringat pada wisata, kuliner, atau ikon budaya. Namun, ada satu wajah lain yang sering terlupakan: prestasi atlet daerah. Atlet tidak hanya bertanding membawa nama pribadi, tetapi juga mengibarkan bendera kotanya. Sayangnya, sorotan publik terhadap atlet lokal sering kalah oleh gemerlap konten hiburan di media sosial.
Di sinilah Instagram berperan sebagai etalase digital yang bisa mengubah persepsi publik. Menurut laporan We Are Social 2025, Instagram menempati posisi sebagai salah satu media sosial paling populer di Indonesia, dengan pengguna aktif mencapai lebih dari 100 juta. Angka ini menunjukkan betapa besarnya peluang bagi organisasi olahraga, termasuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) daerah, untuk memanfaatkan Instagram sebagai sarana branding.
Pengalaman magang saya di KONI Kota Bogor memperlihatkan betapa Instagram bukan sekadar media hiburan. Setiap postingan atlet berprestasi bisa menjadi representasi citra daerah. Misalnya, ketika atlet Bogor menjuarai kejuaraan nasional, unggahan di Instagram bukan hanya menginformasikan kemenangan, tetapi juga membangun kebanggaan warga. Efek psikologis ini penting, warga merasa kotanya berprestasi, sementara atlet merasa dihargai.
Fenomena serupa juga tampak di kota lain. Yogyakarta sering menampilkan sisi budayanya lewat para atlet pencak silat yang mendunia, Surabaya dengan sepak bolanya yang menggugah fanatisme, atau Bandung dengan kreativitas anak mudanya yang ditonjolkan melalui olahraga basket dan voli. Semua itu membuktikan bahwa branding daerah lewat olahraga bukanlah sesuatu yang mustahil, asalkan dikelola dengan strategi komunikasi yang tepat.
Namun, tantangannya jelas. Tidak semua pengelola media sosial organisasi olahraga mampu mengemas konten dengan menarik. Feed sering monoton, sekadar foto formal, tanpa narasi yang menyentuh emosi audiens. Padahal, audiens Instagram lebih tertarik pada storytelling kisah perjuangan atlet, kerja keras di balik layar, hingga sisi humanis mereka. Reels, highlights, dan story bisa menjadi cara kreatif untuk menghidupkan itu semua.
Mari tengok praktik baik dari luar negeri. Barcelona, misalnya, berhasil mengangkat citra kotanya lewat kejayaan FC Barcelona. Klub itu tidak hanya dikenal sebagai tim sepak bola, tetapi juga ikon kota yang mengundang wisatawan dan sponsor. Jepang pun sukses menjadikan atlet Olimpiade sebagai wajah promosi negaranya. Perbandingan ini menunjukkan bahwa olahraga punya daya tarik global, dan media sosial adalah medium strategis untuk menyebarkan daya tarik itu.
Seorang praktisi komunikasi olahraga pernah mengatakan, “Atlet adalah duta tak resmi kota mereka. Ketika prestasinya dipublikasikan dengan tepat, citra daerah ikut terangkat.” Kutipan ini menggambarkan pentingnya pengelolaan konten digital. Instagram hanyalah alat; keberhasilan ada pada konsistensi, kreativitas, dan keberanian mengeksplorasi cerita di balik prestasi.
Akhirnya, branding daerah melalui Instagram bukan hanya tentang promosi, melainkan juga penghargaan. Atlet yang diangkat kisahnya akan merasa diapresiasi, sementara masyarakat merasa memiliki alasan untuk bangga. Jika wisata bisa menjadi wajah kota, maka prestasi atlet bisa menjadi jantungnya. Instagram, dengan segala fitur visualnya, adalah panggung terbaik untuk menampilkan itu semua.
Penulis: Salwa M
0 Komentar