𝗚𝗮𝘇𝗮 𝗱𝗶 𝗔𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴 𝗞𝗲𝗹𝗮𝗽𝗮𝗿𝗮𝗻: 𝗥𝗲𝗽𝗼𝗿𝘁𝗲𝗿 𝗛𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗠𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗽𝗼𝘁𝗼𝗻𝗴 𝗥𝗼𝘁𝗶 𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮 𝟭𝟯 𝗝𝗮𝗺

Foto: Instagram/@hindkhoudary_, diakses 30 Juli 2025

Lingkar Studi Pers, Bogor — Krisis kelaparan yang melanda Jalur Gaza berakar sejak awal Oktober 2023, setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Sejak saat itu, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Di tengah perang yang tak kunjung berakhir, warga sipil kini menghadapi ancaman kelaparan yang nyata dan meluas. Bahkan para jurnalis yang bertugas meliput di wilayah tersebut mulai merasakan langsung dampaknya.

Seorang wartawan lapangan yang tengah bertugas di Gaza mengungkapkan bahwa ia hanya bisa mengonsumsi sepotong roti dalam waktu 13 jam selama meliput kondisi terkini di wilayah konflik. "Aku harus keluar dan mencari makanan beberapa kali. Aku belum makan selama berjam-jam. Kadang-kadang, hanya sepotong roti makanan terakhir saya sepanjang hari,” kata Bashar Taleb, fotografer AFP di Gaza.

Menurut laporan terbaru dari organisasi kemanusiaan internasional, lebih dari 80% populasi Gaza kini menghadapi kelangkaan pangan akut, dengan akses terhadap makanan dan air bersih semakin terbatas. Distribusi bantuan pun terhambat akibat blokade, serangan, dan rusaknya infrastruktur.

Di pasar-pasar yang masih tersisa, harga bahan makanan melonjak drastis. Roti, yang dulunya menjadi makanan pokok sehari-hari, kini menjadi barang mewah yang sulit didapat. Situasi ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup warga sipil, tetapi juga menyulitkan kerja-kerja kemanusiaan dan jurnalisme. 

PBB dan sejumlah organisasi non-pemerintah telah mendesak gencatan senjata kemanusiaan dan pembukaan akses bantuan sesegera mungkin. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda konkret bahwa krisis akan mereda.

"Ini bukan hanya soal perang, ini soal kemanusiaan. Orang-orang di Gaza perlahan mati kelaparan," kata seorang petugas medis di kamp pengungsi Jabalia.

Krisis di Gaza saat ini bukan hanya tentang peluru dan bom, tapi juga tentang perut yang kosong dan harapan yang terkikis. Dan ketika seorang wartawan hanya bisa bertahan dengan sepotong roti dalam 13 jam, dunia perlu lebih dari sekadar simpati, dunia butuh bertindak.


Penulis: Aldila Vinka

Posting Komentar

0 Komentar