Lingkar Studi Pers, Bogor— Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Djuanda (UNIDA) sempat mengalami masa kekosongan jabatan setelah berakhirnya masa kepemimpinan Diki Ramdani sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAPERTA periode 2023/2024 dan Faisal Cahaya Gumelar sebagai Wakil ketua BEM FAPERTA. Hingga saat ini belum adanya tanda-tanda akan dilaksanakannya kepemimpinan baru. Sehingga terjadinya kondisi kekosongan jabatan yang tidak dapat dihindari.
Situasi ini tidak mematahkan semangat pergerakan mahasiswa FAPERTA. Dikarenakan munculnya kabar baik yang seakan menjadi angin segar untuk masyarakat FAPERTA. Kabar baik ini merujuk pada terlahirnya keberlanjutan Himpunan di FAPERTA serta pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Himpunan periode 2024/2025.
Sesuai dengan penuturan Bagas Ismail Pratama, selaku Ketua terpilih dari Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP), ia menuturkan bahwa pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Himpunan ini didasari atas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), dimana pemilihan dilakukan di dalam Musyawarah Besar yang resmi telah di gelar pada Sabtu (28/09/2024) sehingga berhasil melahirkan regenerasi bagi Himpunan.
Bagas juga menyampaikan rasa syukur dan bangga karena telah dipercaya untuk menjadi ketua himpunan.
"Ini adalah sebuah perjuangan yang harus dibangkitkan dan sebuah kepercayaan yang harus di rawat," Pungkasnya.
Di lain sisi, Muhamad Yuri Gagarin, sebagai Ketua terpilih Himpunan Mahasiswa Peternakan periode 2024/2025 menyampaikan pendapatnya terkait fenomena kekosongan jabatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAPERTA dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FAPERTA.
Ia berpendapat bahwa fenomena yang terjadi adalah akibat dari Organisasi yang tidak lagi memberikan daya tarik dan daya tawar yang kuat untuk mahasiswa, sehingga ini menjadi alasan minimnya minat berorganisasi yang terjadi.
"Pada sekarang ini, kondisi di pertanian sedang di jangkit masalah dari Sumber Daya Manusia (SDM) nya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari beberapa mahasiswa yang sudah kehilangan minat nya dalam berorganisasi," Ujarnya dalam wawancara bersama LSP, pada (Jumat, 18/10/2024).
"Organisasi sudah dianggap sebagai hal yang usang dan ketinggalan jaman oleh mahasiswa," lanjutnya
Ia juga mengungkapkan bahwa faktor yang mendukung minimnya minat organisasi mahasiswa adalah karena sekarang ini banyak program-program yang ditawarkan pemerintah, yang lebih memberikan penawaran yang lebih menguntungkan menarik untuk mahasiswa sendiri.
Penulis : Denta Rizkiani Oktavia
0 Komentar