Seminar Nasional Unida Law Festival 2018 Angkat Soal LGBT



BOGOR, Kamis (8/3)-  "LGBT Dalam Perspektif Pancasila" menjadi tema yang menarik perhatian audiens dalam seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Hukum Universitas Djuanda Bogor. Seminar ini merupakan bagian dari Unida Law Festival.

Dalam seminar nasional ini, banyak peserta yang hadir untuk mendapatkan materi yang diisi oleh Dr. Hamdan Zoelva,  S.H., M.H. yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia periode 2013-2015, Feizal Syahmenan,  S.H., M.H. yang merupakan bagaian dari Tim Kuasa Hukum AILA INDONESIA, serta Ani Khairani,  M. Psi. yang menjabat sebagai Direktur UNIK Edu + Biro Psikologi dan Aktivis Gerakan Indonesia Beradab.

Para pembicara pun memberikan materinya dengan sangat menarik. Seperti Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. selaku pembicara pertama menegaskan bahwa LGBT merupakan hal yang tidak dibenarkan.

"Sampai kapanpun kita tidak akan pernah membenarkan LGBT, karena itu bertentangan dengan falsafah negara kita," ujarnya.

Feizal Syahmenan, S.H., M.H. pun mengatakan hal senada, bahwa LGBT  merupakan satu upaya untuk menjajah bangsa.

Ani Khairani, M.Psi. menegaskan bahwa tidak ada satu orang pun yang terlahir menjadi homoseksual. Hal yang terpenting adalah penjelasannya tentang bagaimana mengidentifikasi dan melakukan pendampingan terhadap pelaku LGBT yang mungkin berada di sekitar kita.

"Luruskan niat. Gali informasi dan fakta, bukan perasaan," jelasnya tentang tahap awal dalam proses identifikasi dan pendampingan. Langkah selanjutnya adalah memulainya melalui kesulitan dan kekhawatiran yang dirasakan, seperti dilema, rasa takut, dan lain-lain.

Setelah itu, barulah masukkan nilai yang sesuai dengan fitrah manusia dan melihat kepekaan bahwa ada niat keinginan bagi orang tersebut untuk kembali.

"Ajak hijrah dari perbuatan buruk dan taubat nasuha, bimbing untuk kesulitan yang mungkin akan dihadapi, ingatkan untuk terus menguatkan diri dan menambah keimanan," terang ani dalam materinya.

Selain pembicara, Andri selaku Ketua pelaksana pun memberikan tanggapannya tentang LGBT. "Menurut saya sih salah, dari perspektif manapun salah," ujar Andri.

"Awalnya kami kuota hanya sampai 150 orang saja. Tapi, peserta terus berdatangan. Mungkin karena memang pembicaranya dan tema tentang apa yang akan dibawakan diseminar ini menarik," ucap Andri menjelaskan antusiasme peserta.

Salah satu peserta, yakni Wilayana mengungkapkan alasannya mengikuti seminar. "Saya sangat tertarik dengan tema yang diangkat di seminar ini," katanya.

Andri juga menuturkan harapannya agar materi yang disampaikan dapat disebarkan ke masyarakat agar masyarakat terhindar dari bahaya LGBT.

"Harapan saya setelah acara ini mereka (para peserta) bisa menerapkan dan memberitahu kembali ke masyarakat luas, gimana sih LGBT dalam perspektif agama dan pancasila yang udah dipaparkan sama pembicara," tutupnya. (Khafi/HD)

Posting Komentar

0 Komentar