Unida Mengajar Jadi Lentera Pendidikan di Kampung Cisadon





Bogor— Belajar adalah salah satu hak warga negara Indonesia yang tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Namun, nyatanya hak tersebut masih belum dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Banyak ditemukan daerah pelosok yang belum mengenal dunia pendidikan. Oleh sebab itu, BEM KM Universitas Djuanda Bogor melalui Kementerian Sosial dan Budaya (Kemensosbud) menyelenggarakan kegiatan Unida Mengajar (UM) untuk mewujudkan hadirnya pendidikan di tengah masyarakat yang membutuhkan.

Kegiatan tersebut dilakukan di Kampung Cisadon RT 04 RW 09, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang mulai hari Jumat (9/2) sampai dengan hari Rabu (14/2). Tema yang diusung adalah “Tauhidkan Tanah Beriman dengan Pendidikan Nilai-Nilai Keislaman.” Bela Pertiwi selaku Menteri dari Kemensosbud sekaligus Ketua Pelaksana Unida Mengajar mengatakan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk pengabdian untuk masyarakat yang belum mengenyam pendidikan. “Kegiatan ini bertujuan untuk mengajar sekaligus mengabdi ke masyarakat di desa ini, karena desa ini jauh dari kota dan akses jalannya sulit,” ujarnya.

Berdasarkan penuturan Staf Ahli Kemensosbud, Inda Sri Mulya, Kampung Cisadon sama sekali belum memiliki sekolah, namun saat dikunjungi ternyata banyak anak yang mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk belajar dengan segala keterbatasan fasilitas. “Keterbatasan fasilitas itu seperti tidak adanya listrik dan sinyal. Andaipun ada listrik itu hanya mengandalkan kincir air yang listriknya suka redup ,” katanya.

Perjalanan menuju Kampung Cisadon  pun dikatakan cukup sulit. Kampung Cisadon berada di daerah bukit yang merupakan bagian dari Gunung Pancar dan memiliki medan yang sulit, seperti jalan yang licin akibat curah hujan yang tinggi. Agar dapat mencapai lokasi, tim Unida Mengajar menempuh perjalanan panjang menggunakan mobil pick up dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama tiga jam.





“Kita mengajar di rumah belajar yang ada di sana, mata pelajaran yang diajarkan sesuai dengan pelajaran di sekolah pada umumnya, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan lain sebagainya,” ujar Inda. Sesuai dengan tema ketauhidan yang diusung, setiap sore kegiatan diisi dengan belajar mengaji bersama anak-anak Kampung Cisadon.

Jumlah anak-anak yang mengikuti program Unida Mengajar ada 15 orang dengan rentang usia 4-15 tahun. Kegiatan belajar-mengajar dibagi ke dalam dua kelas berbeda. satu kelas dengan materi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk anak-anak berusia 4-12 tahun dan satu kelas dengan materi kelas tiga Sekolah Dasar dengan anak-anak berusia 13-15 tahun.

“Saya sangat menerima dengan senang hati atas kehadiran dan kegiatan ini, bisa mengajar anak-anak yang ada di desa ini karena desa ini jauh sekali untuk pergi ke sekolah,” terang Ujang yang merupakan Ketua RT setempat.


Tidak hanya Ujang yang menerima dengan hangat kegiatan ini, tetapi semua warga menyambut kegiatan ini dengan baik. Begitupun dengan anak-anak yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan penuh semangat dan keceriaan.

“Kami harap program ini bisa diperpanjang, karena anak-anak di sana amat membutuhkan pendidikan. Sudah saatnya kita sebagai mahasiswa berbagi ilmu dan pengalaman kepada masyarakat terutama anak-anak yang dipersiapkan sebagai penerus bangsa. Semoga ke depannya Kemensosbud BEM KM bisa membuat program kecil namun berdampak (besar),” imbuh Inda mengenai harapan Kemensosbud bagi terselenggaranya kegiatan Unida Mengajar. (puji/andre/irs)


Foto: Tim Unida Mengajar


Posting Komentar

0 Komentar