𝗗𝗶𝗴𝗶𝘁𝗮𝗹𝗶𝘀𝗮𝘀𝗶 𝗗𝗲𝘀𝗮: 𝗚𝗼𝗼𝗴𝗹𝗲 𝗗𝗿𝗶𝘃𝗲 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝘀𝗼𝗹𝘂𝘀𝗶 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗲𝗹𝗼𝗹𝗮𝗮𝗻 𝗗𝗮𝘁𝗮

Lingkar Studi Pers, Bogor - Di zaman yang serba digital ini, apakah kita masih siap membiarkan tumpukan kertas menghalangi transparansi dan efisiensi dalam birokrasi desa? Kenyataan menunjukkan bahwa pengelolaan data di tingkat desa yang selama ini mengandalkan arsip fisik berisiko hilang. sulit diakses, dan menyulitkan koordinasi antar pihak. Kehadiran layanan cloud seperti Google Drive seharusnya tidak lagi dianggap sebagai aplikasi gratis sederhana, melainkan sebagai langkah awal menuju reformasi administrasi desa yang lebih modern dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sebelumnya, penggunaan Google Drive telah terbukti meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dokumen. Dengan adanya sistem folder yang terorganisir, waktu yang dibutuhkan untuk mencari arsip menjadi jauh lebih singkat, risiko kehilangan data berkurang, dan akses menjadi lebih mudah. Ini sejalan dengan gagasan e-government yang mendesak pelayanan publik untuk lebih cepat, transparan, dan mudah diakses oleh masyarakat. 

Namun, kenyataannya di lapangan masih jauh dari sempurna. Banyak perangkat desa yang masih dengan dokumen fisik dan belum terbiasa untuk meng-upload data ke Drive. Keterbatasan infrastruktur, seperti jaringan internet yang tidak memadai di beberapa desa, semakin memperumit situasi. Keadaan ini menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya berkaitan dengan teknologi, tetapi juga mencakup kemampuan digital para aparatur serta dukungan infrastruktur yang memadai.

Meski demikian, terdapat peluang besar jika pemerintah mau memperbaiki aspek-aspek yang mendukung. Implementasi checklist digital untuk memantau kelengkapan dokumen, sistem verifikasi sebelum pengunggahan, hingga standar penamaan file adalah langkah-langkah sederhana tetapi berpengaruh besar. Selain itu, integrasi Google Drive dengan aplikasi administrasi desa akan mempermudah dan menyamakan alur kerja.

Dari sudut pandang organisasi, sebagaimana dinyatakan oleh Westerman et al. (2014), transformasi digital memerlukan perubahan dalam budaya kerja. Ini berarti perangkat desa tidak dapat lagi berpegang pada cara lama yang berbasis kertas, melainkan harus beralih ke pola kerja kolaboratif yang berbasis digital. Di masa depan, desa yang mampu mengadopsi sistem digital akan lebih adaptif terhadap perubahan serta memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintahannya.

Digitalisasi data kelembagaan desa melalui Google Drive bukan hanya sekedar penyimpanan file, tetapi merupakan langkah besar menuju pengelolaan pemerintahan desa yang lebih transparan, efisien, dan modern. Meski tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan rendahnya kemampuan digital ada, hal-hal tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk tidak maju. Ini justru menjadi momen untuk membangun desa yang lebih digital, terbuka, dan siap bersaing di era 5. 0. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita berani meninggalkan kebiasaan yang lama dan melangkah menuju masa depan yang sepenuhnya digital?


Penulis: Siti Dwi Agustin mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Djuanda

Posting Komentar

0 Komentar