𝗠𝗲𝗿𝗮𝘄𝗮𝘁 𝗛𝗮𝗳𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗧𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵 𝗟𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗞𝘂𝗹𝗶𝗮𝗵: 𝗣𝗲𝗿𝗷𝗮𝗹𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗡𝗮𝗱𝗶𝗮 𝗦𝘆𝗲𝗸𝗮𝗿 𝗞𝗮𝗺𝗶𝗹𝗮 𝗛𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗧𝗼𝗴𝗮 𝗪𝗶𝘀𝘂𝗱𝗮

Lingkar Studi Pers, Bogor – Suasana wisuda angkatan 52 yang diselenggarakan Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor tampak hangat dengan hadirnya para wisudawan, orang tua, dan dosen yang memenuhi ruangan. Di antara toga hitam dan selendang pujian yang dikenakan para lulusan, sosok Nadia Syekar Kamila menarik perhatian dengan prestasinya sebagai wisudawati tahfidz terbaik serta penerima predikat pujian.

Di balik senyum lembutnya, tersimpan kisah disiplin dan keteguhan hati dalam menjaga ayat-ayat suci yang menuntunnya hingga ke hari wisuda.

Setiap hafalan yang ia lantunkan bukan sekadar rangkaian ayat, melainkan bentuk cinta dan komitmen pada kalam Ilahi yang terus ia jaga di sela lelahnya menuntut ilmu. Tiap malam ia gunakan untuk menghafal dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk komitmennya terhadap Al-Qur'an.

“Biasanya setelah magrib saya mulai menghafal. Kalau siang fokus kuliah, malamnya waktu untuk Al-Qur’an,” tuturnya dengan senyum pelan, seolah mengingat perjalanan panjang yang tak banyak orang sadari.

Perjuangannya tak sederhana. Jadwal kuliah yang padat, tugas menumpuk, serta aktivitas kampus lain kerap menyita tenaga dan pikiran. Namun setiap malam, ketika kampus mulai sepi, Nadia kembali membuka mushafnya—melafalkan ayat demi ayat dalam ketenangan.

“Menjaga hafalan di tengah kesibukan itu berat. Tapi kalau niatnya lurus karena Allah, insyaAllah selalu ada jalan,” ucapnya yakin.

Bagi Nadia, hafalan Al-Qur’an bukan sekadar capaian akademik, tetapi tanggung jawab yang harus terus dijaga. Ia pun menyampaikan pesan kepada mahasiswa lain agar tetap merawat hafalan yang dimiliki sejak dini.

“Kalau sudah punya hafalan dari kecil, itu jangan dibiarkan hilang. Sibuk boleh, tapi hafalan harus tetap dijaga,” katanya lirih namun tegas.

Ketika namanya dipanggil ke atas panggung, toga dan selendang pujian yang ia kenakan menjadi simbol penghargaan atas usaha panjang yang telah ia jalani. Ia menutup masa studinya dengan bangga, membawa prestasi akademik sekaligus amanah hafalan yang tetap ia rawat.

Penulis: Nuraini Cantik