𝗟𝗮𝗸𝘀𝗮𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗞𝗡 𝗱𝗶 𝗗𝗲𝘀𝗮 𝗖𝗶𝗯𝗮𝗻𝗼𝗻, 𝗠𝗮𝗵𝗮𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗙𝗜𝗦𝗜𝗣𝗞𝗢𝗠 𝗨𝗡𝗜𝗗𝗔 𝗞𝗲𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗜𝗻𝗼𝘃𝗮𝘀𝗶 “𝗦𝗔𝗥𝗨𝗡𝗚 𝗣𝗘𝗥𝗔𝗞”


Lingkar Studi Pers, Bogor (1/8) — Memasuki pekan ke-2 masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cibanon, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer (FISIPKOM) Universitas Djuanda (UNIDA) mengusung inovasi SARUNG PERAK.


SARUNG PERAK yang merupakan singkatan dari Bersatu Raih Untung, Perkuat Ekonomi Rakyat merupakan manajemen pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) secara terpadu se-Desa Cibanon. 


Ketua kelompok KKN, Ruben Bentiyan, menjelaskan, dalam rangka membangun sistem pemasaran terpadu tersebut, peserta KKN terus menerus mendata satu persatu, menggali kelebihan dan kelemahan produk UMKM yang ada di Desa Cibanon agar dapat membantu pelaku usaha menaikkan nilai jual.


“Ya, kita harusnya bisa mengonversi daya juang menjadi daya jual. Jadi produk-produk ini, yang perlu upgrading, selama memungkinkan akan dibantu. Anggota kelompok kami ada yang jago mendesain produk kebetulan,” tuturnya. 


Demi terwujudnya program SARUNG PERAK, lanjut Ruben, peserta KKN juga mengunjungi Nurhaida, salah satu pelaku UMKM yang berdomisili di Kp. Ciangsana, RT/RW 01/04, Desa Cibanon selaku produsen kacang goreng dan keripik pisang. 


Dalam kunjungan kepada Nurhaida, mahasiswa KKN mencoba menggali tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM dan mencoba mengklasifikasikannya agar bisa diselesaikan dengan baik dalam program SARUNG PERAK nanti.


“Kami mencoba menggali tantangan yang dihadapi oleh Bu Nurhaida dan para pelaku UMKM lain. Semoga program SARUNG PERAK ini bisa membantu para pelaku UMKM menghadapi tantangan yang ada. Ya, kami akan kerjakan sesuai dengan kapasitas yang kami miliki,” jelas Sekar Trikesuma di sela-sela home visit kepada para pelaku UMKM (31/07). 


Nurhaida mengungkapkan, ia dan suami memulai produksi kacang goreng dan keripik pisang berawal dari keisengan semata.


“Awalnya mah iseng aja, produksian cemilan begitu. Tapi alhamdulillah, sekarang udah 5 tahun berjalan. Kadang kita terkendala di bahan baku, kadang enggak tentu stoknya ada atau enggak di pemasok. Sistemnya kita pesen, nanti dianter sama pemasok. Cuma ya begitu, kadang kehabisan.”


Tantangan demi tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM di Desa Cibanon menjadi hal menarik untuk diselesaikan bersama. (*)



Editor: Siti Zulfa Fauziah

Posting Komentar

0 Komentar